Senin, 17 Oktober 2011

Jakarta Tidak Lebih Layaknya Sekawanan Lebah Jikalau Sedang Macet

Jakarta Tidak Lebih Layaknya Sekawanan Lebah Jikalau Sedang Macet


Ada banyak hal yang menyebabkan kemacetan dijakarta dari Tata Ruang Kota yang semaraut, tidak adanya UU yang mengatur batasan kendaraan hingga Peraturan Rambu yang tidak jelas sehingga banyak dimanfaatkan oleh OKNUM Polisi nakal yang memanfaatkan ruang celah tersebut.
Selain itu tingkat mobilitas warga jakarta yang tinggi sehingga ANIMO warga pedesaan ingin berlomba-lomba datang ke Ibu Kota Jakara untuk mengadu nasibnya. Akhirnya membludaklah penduduk Jakarta sehingga munculnya Pemukiman Kumuh, krtiminalitas hingga meresahkan warga yang lain.


Disisi yang lain kurangnya pengatahuan mahasiswa dalam melakukan AKSI hingga membuat para pengguna jalan akan memaknai sebuah nilai dari AKSI tersebut mnyebabkan PERSEPTIF yang berbeda-beda dikalangan Mahasiswanya. Salah satu contohnya akan kita lihat dibawah ini, hasil dari surat kabar Pos Kota dan Kompas

Mahasiswa Tidur di Jalan, Jalur Pantura Macet
Selasa, 16 Agustus 2011 - 19:27 WIB
CIREBON (Pos Kota)-Banyak cara yang dilakukan mahasiswa sebagai bentuk protes dan tuntutan agar SBY turun dari kursi kepresidenan. Di Cirebon, Jawa Barat, mahasiswa melakukan aksi blokir Jalur Pantura dengan cara tidur di aspal. Tepatnya di perempatan Jalan Pemuda, Selasa (16/8).
Aksi tidur di jalan dilakukan hampir satu jam lamnya. Mereka berani tidur terlentang di tengah jalan, akibatnya pengendara tidak bisa melintas hingga terjadi
kemacetan panjang.
Pihak polisi yang sejak awal mengawal mahasiswa, juga tidak bisa berbuat banyak. Apalagi mahasiswa secara tegas menolak keinginan polisi yang meminta mereka mebubarkan diri. Aksi baru dibubarkan secara paksa hampir satu jam kemudian. Bahkan nyaris terjadi keributan saat proses pembubaran dilakukan, meski kemudian mahasiswa pun mengalah dan akhirnya pulang ke kampus.
Akibat aksi mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cirebon, laju kendaraan yang melintas arah Jakarta atau sebaliknya menjadi terhenti. Polisi yang berada di lokasi akhirnya mengarahkan kendaraan memasuki. Jalan terusan pemuda, hingga akhirnya lalu lintas kembali mencair.
Dalam orasinya, mahasiswa menilai kepemimpinan SBY sudah gagal total. “Rakyat makin sengsara, angka kemiskinan bertambah serta. Banyak dosa-dosa SBY lainnya. Inilah alasan yang membuat kami menuntut SBY turun dari jabatan,” kata salah seorang mahasiswa.(Darman/b)

Demo Mahasiswa, Cawang Macet
Source : Kompas, Hal 25 Thu, 13 Oct 2011
Demo Mahasiswa, Cawang Macet

JAKARTA, KOMPAS - Puluhan demonstran mahasiswa yang membakar ban dijalur lambat Jalan DI Panjaitan arah ke Cawang, Jakarta Timur, tak jauh dari Universitas Mpu Tantular, membuat lalu lintas macet sepanjang 1 kilometer lebih, Rabu (12/10) sekitar pukul 14.00. Kemacetan berlangsung sekitar satu jam dan unjuk rasa bubar pukul 15.00.

Mereka memakai jaket almamater warna merah, kuning, dan biru dari sejumlah kampus swasta di Jakarta Para demonstran lalu membuat formasi lingkaran dengan mengelilingi ban yang menyala hingga menutup jalan.
Seorang pengendara Toyota Innova yang mengklakson panjang agar para demonstran itu membuka jalan dihardik para demonstran. "Putar saja, putar!" teriak beberapa demonstran mahasiswa sambil menggebrak-geb-rak kap mobil.
Beberapa polisi berseragam membawa ember berisi air dan memadamkan api ban yang terbakar. Melihat hal itu, beberapa demonstran marah. Mereka mencaci maki polisi. Aksi dorong mendorong pun terjadi. Sementara terjadi aksi saling dorong, beberapa demonstran mahasiswa lain membakar ban-ban.
Lalu lintas pun macet sampai melewati persimpangan Pasar Gembrong hingga menjelang jembatan Jatinegara. "Lebih dari 1 kilometer itu," kata Kepala Satuan Wilayah Lalu Lintas Jakarta Timur Komisaris Darsono.
Delapan anggota Lalu Lintaspun dikerahkan untuk mengalihkan arus lalu lintas dari jalur lambat ke jalur cepat.
Satu kompi polisi gabungan dari Polres Metro Jakarta Timur, Polsek Metro Kramatjati, Polsek Metro Pulogadung, dan Polsek Metro Jatinegara bergerak mendesak para demonstran masuk ke kampus Universitas Mpu Tantular. Sebagian demonstran memilih kabur ke Jalan Cipinang Besar.
''Dari Polres Metro Jakarta Timur dikerahkan satu peleton cadangan beranggotakan sekitar 30 orang," kata Kepala Subbagian Humas Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Didik.
Di tempat lain, unjuk rasa di kawasan industri di sekitar Pintu Tol Cikarang menghambat arus lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, terutama jalan tol menuju Pintu Tol Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Kepala Bagian Pelayanan Lalu Lintas Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek Mulyono mengatakan, imbas dari kepadatan di Tol Jakarta-Cikampek hingga Rabu sore terpantau masih terjadi sampai Bekasi Timur, Kota Bekasi. "Kondisi arus lalu lintas padat merayap. Laju kendaraan sekitar 20 kilometer per jam, maksimal 30 kilometer per jam," ujar Mulyono, yangdihubungikemarinpukul16.09.
Dalam situsnya, Traffic Management Centre Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya memberitakan, kepadatan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek itu karena antrean menjelang Pintu Tol Cikarang. (COK/WIN)



Solusi Kemacetan Jakarta!
oleh: phapukoe Pengarang : Rudi Hartono
Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia, berdasarkan catatan resmi catatan sipil, tahun 2007, jumlah penduduk Jakarta adalah 7.706.392 jiwa, sedangkan berdasarkan perkiraan, pada siang hari, penduduk Jakarta bisa mencapai 12 juta jiwa. Mobilitas penduduk Jakarta yang sangat cepat dan massal ini membutuhkan dukungan infrastuktur transportasi yang modern dan massal pula. pengertian modern dan massal di sini adalah sebuah system transfortasi yang cepat, aman, efisien, dan berkapasitas menampung banyak orang.
Persoalan Transportasi di Jakarta
Konfigurasi dari persoalan pokok transportasi di Jakarta adalah kapasitas jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan (pribadi dan umum) yang menggunakannya. jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan-jalan Jakarta untuk tahun 2007 dihitung sebanyak 7.773.957 yang terdiri dari; kendaraan sepeda motor 5.136.619 unit, mobil sebanyak 1.816.702 unit, kendaraan bus berjumlah 316.896, dan 503.740 untuk jenis kendaraan lainnya. Dari total tersebut, kendaraan umum hanya berjumlah 2% dari seluruh kendaraan dijakarta. Rasio perbandingan kendaraan pribadi dan kendaraan umum adalah 98% berbading 2%, sebuah perbandingan dari volume penggunaan jalan yang didominasi kendaraan pribadi. Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bambang Susantono, mengacu pada kajian Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP 2004), menyebutkan kerugian akibat kemacetan lalu-lintas di DKI Jakarta mencapai Rp 8,3 triliun.
Solusi Kemacetan: Sistem Transportasi
Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, sekaligus untuk menyiapkan sebuah sistem transportasi modern dan massal, tidak akan mungkin berhasil, jika jumlah kendaraan pribadi tidak dikurangi. Pemerintah bisa mengurangi kendaraan pribadi (sekaligus mengurangi emisi dan menghemat BBM) dengan jalan; pertama menaikkan pajak impor kendaraan mewah hingga 200%. Selain itu, pemerintah perlu untuk mempertimbangkan pajak progressif kepada orang-orang kaya dijakarta, sebagai solusi pembiayaan untuk pembangunan sistem transportasi. Pihak kepolisian juga harus aktif memburu dan membongkar sindikat penyelundupan mobil mewah dari luar negeri. Kedua Jalan yang lain untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi adalah pembatasan premium/BBM bagi jenis kendaraan pribadi di SPBU-SPBU. Ketiga membatasi penggunaan kendaraan plat merah diluar jam dinas/kantor, serta kewajiban kendaraan pribadi untuk jadi transportasi umum (seperti di Cuba).
Penggunaan sistem busway, selamanya tidak akan menjadi efektif, jika pemerintah tidak berani mengurangi porsi kendaraan pribadi di jalan raya. Pemerintah juga harus mengurangi tingkat penggunaan kendaraan bermotor dan pembuatan jalur khusus bagi kendaraan bermotor. Sistem transportasi publik harus ditanggung oleh Negara, sehingga dalam penyediaan pelayanan (service) bisa dengan harga lebih murah dan terjangkau oleh semua lapisan sosial masyarakat. Untuk langkah membangun sistem transportasi modern dan massal dimasa depan, pemerintah harus memfokuskan anggaran Dep. Perhubungan pada pembelian/pembuatan sistem transportasi seperti pembangunan BRT (bus rapid transit), MRT (mass rapid transit), atau subway (kereta bawah tanah).
Sumber pembiayaan untuk mewujudkan itu semua bisa diusahakan dari; pertama pemerintah harus berani untuk melakukan tindakan politik untuk penghapusan utang luar negeri (haircut debt), seperti yang dilakukan oleh pemerintahan Argentina dan Nigeria. Dilaporkan bahwa jumlah dari bunga (Rp 91 triliun) dan cicilan pokok (Rp 59,6 triliun ) utang yang harus dibayarkan oleh negara di tahun 2008 mencapai nilai 150-an trilyun rupiah. Kedua pemerintah bisa memacu penerimaan perusahaan pertambangan asing dengan jalan nasionalisasi atau skema bagi keuntungan yang seimbang, tidak merugikan pihak Indonesia. ketiga pemerintah memaksimalkan proses peradilan terhadap koruptor dan pengejaran hartanya untuk diserahkan kepada Negara, terutama soeharto dan kroninya. Keempat pemerintah harus berani menarik surat obligasi perbankan yang diselewengkan oleh obligor nakal. Kelima pemerintah menaikkan pajak impor kendaraan mewah dan pajak progressif bagi orang kaya
Diterbitkan di: 06 Nopember, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar