Senin, 02 Juli 2012

Bentuk Jurnal Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadapKecelakaan Kereta Listrik di Jabodetabek




Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadapKecelakaan Kereta Listrik di Jabodetabek (Pendekatan Deskriptif)
Universitas Gunadarma, Jl. Margonda Raya 100, Depok, Jawa Barat, Indonesia

ABSTRAK
        Kereta api listrik merupakan alat transportasi massal yang dibutuhkan bagi masyarakat Indonesia khususnya daerah jabodetabek,kereta api listrik tergolong alat transportasi yang ramah lingkungan,murah,cepat dan efektif mengangkut banyak penumpang. Disisi lain,berkembangnya kereta api listrik ini diikuti pula dengan angka kecelakaan yang terjadi,banyak factor yang dapat mentebabkan hal itu terjadi,maka dari permasalahan ini lah kami bermaksud mengadakan survey. Tujuan penelitian yang kami lakukan adalah untuk memperoleh informasi mengenai  aspek jenis kecelakaan, jumlah korban, dan pengetahuan dari pengguna kereta sebagai responden, dengan begitu diharapkan para pengguna jasa KRL dapat menghindari dan mengurangi resiko tejadinya kecelakaan yang berkaitan dengan kereta api listrik.Penelitian ini dilakukan dengan dua metode, pengumpulan data primer dengan menyebarkan kuisioner sebanyak 152 lembar dengan acak  dan merupakan pengguna kereta api listrik (KRL), dengan pertanyaan yang terbagi
menjadi tiga aspek yaitu profil responden, factor kecelakaan,dan keterkaitan perangkat kereta terhadap kecelakaan KRL. Metode selanjutnya, data sekunder yang didownload dari (1), yang menampilkan data dari tahun 2004-2010 dengan dua aspek, yaitu aspek jenis kecelakaan, dan jumlah korban. Dari data primer, pada aspek factor kecelakaan responden menganggap bahwa 53% berasal dari kurangnya komunikasi antar petugas sehingga menyebabkan kecelakaan. Pada aspek keterkaitan kereta terhadap kecelakaan sebesar 75% responden dari status pelajar,mahasiswa,dan karyawan  menganggap iya pada perangkat kereta yang bermasalah akan menimbulkan kecelakaan kereta. Pada data sekunder, aspek jenis kecelakaan 58% masih sering terjadi anjlognya kereta, dan pada aspek jumlah korban sebesar 40% jiwa mengalami luka berat.
 Kata kunci : kereta listrik, kecelakaan, aspek, responden.

ABSTRACT
        Electric train is a means of mass transportation is needed for the Indonesian people, especially Greater Jakarta area, electric railway equipment belonging bransportasi environmentally friendly, cheap, fast and effectively carry many passengers. On the other hand, the development of electric train was followed by the number of accidents that occur, many factors that can cause this to happen, then the problem we intend to conduct the survey. The purpose of this study we did was to obtain information about aspects of the type of accident, number of victims, and knowledge of the electric train service users to avoid and reduce the risk of accidents associated with electric trains. This research was conducted by two methods, primary data collection by distributing questionnaires of 152 sheets with random and is the user's electric train (KRL), with questions that are divided into three aspects: profile of respondents, the factor of accident, and the connection between the train of accidents KRL. The next method, the secondary data that we downloaded from (1), that displays data from the years 2004-2010 with two aspects, namely the type of accident, and the number of victims. From the primary data, the aspect of accident factors the respondents considered that 53% comes from the lack of communication between officers that caused the accident. In the aspect of rail links to the crash by 75% of respondents from student status, students, and employees assume yes on the troubled train device will cause a train accident. At the secondary data , 58% aspect kinds of accidents are still common rail accidents, and on aspects of the death of 40% life seriously injured. 
Keywords: electric trains, accidents, aspect, respondents. 

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kereta rel listrik yang dikenal dengan KRL merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik, Di Indonesia kereta rel listrik banyak dijumpai di kawasan jabodetabek, bahkan merupakan salah satu transportasi andalan di kawasan ini. Kereta rel listrik tergolong alat transportasi yang ramah lingkungan, murah, cepat dan efektif mengangkut banyak penumpang untuk berpergian dengan jarak yang cukup jauh. Seiring perkembangan teknologi, Commuter (KRL Jabodetabek) yang beroperasi sekarang sudah memiliki berbagai fasilitas dan kelas, mulai dari kelass ekonomi, tempat duduk yang ”empuk” hingga Air Conditioner (AC) yang menyejukkan. Saat ini ada tiga kategori atau kelas pelayanan Commuter, antara lain  Commuter  ekonomi non-AC, Commuter Ekonomi AC dan Commuter Ekspres AC.  Sisi harga disesuaikan dengan fasilitas dan kecepatan waktu yang ditempuh. Penumpang kereta rel listrik pun beragam mulai, dari kalangan pelajar , karyawan ataupun masyarakat umum. Perilaku konsumen merupakan bagian kegiatan dari manusia sehingga bila membicarakan perilaku konsumen berarti membicarakan kegiatan manusia. Perilaku konsumen ini penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena konsumen sangat beraneka ragam dalam usia, pendapatan, pendidikan, mobilitas dan selera. Perilaku konsumen menurut Blackwell dan Miniard (1995) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (2). Konsumen tentu saja menginginkan kenyamanan dan keamanan untuk menggunakan kereta rel listrik, dalam kondisi ini berarti perlu kita perhatikan hal-hal yang membuat ketidak nyamanan tersebut.
Berdasarkan data dari www.perkeretaapian.dephub.go.id disebutkan telah terjadi 863 kecelakaan yang melibatkan kereta rel listrik dalam kurun waktu tujuh tahun.
Kecelakaan tersebut diduga banyak faktor yang menyebabkannya. Dengan demikian perlu dianalisis faktor-faktor penyebab tersebut untuk perbaikan dimasa mendatang. Berdasarkan hal inilah maka penulis melakukan penelitian mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kereta rel listrik di jabodetabek.



Rumusan dan Batasan Masalah

        Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kereta rel listrik dan seberapa besar pengetahuan pengguna jasa mengenai faktor tersebut?.”
        Batasan masalah penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor  yang menyebabkan kecelakaan, dari aspek perangkat dan komunikasi pada KRL jabodetabek periode 2004-2010. 


Tujuan

    Tujuan penelitian yang kami lakukan adalah untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor penyebab kecelakaan KRL jabodetabek yang meliputi beberapa aspek, seperti aspek jenis kecelakaan, jumlah korban, dan pengetahuan dari pengguna kereta sebagai responden.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi perusahaan
sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola KRL dalam rangka melakukan evaluasi,sehingga tingkat  kecelakaan dapat diminimalkan.
b. Bagi pengguna jasa
Untuk memberikan pengetahuan bagi pengguna jasa tentang bagaimana kecelakaan kereta dapat terjadi, sehingga menjadi pertimbangan dalam memilih jasa transportasi.
c. Bagi penulis 
Untuk mengembangkan pola pikir yang ilmiah dalam pemecahan masalah,juga untuk menambah pengetahuan serta wawasan.


METODE PENELITIAN

Objek

        Penelitian yang dilakukan adalah mengenai faktor-faktor penyebab kecelakaan kereta, dari sisi aspek jenis kecelakaan, jumlah korban, dan pengetahuan dari pengguna kereta listrik jabodetabek  sebagai responden.

Variabel

        Pada metode penelitian ini menerapkan dua variabel, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa kuisioner yang diberikan kepada pengguna kereta listrik jabodetabek dibeberapa stasiun. Data sekunder diperoleh dari internet, yaitu www.perkeretaapian.dephub.go.id .

Tabel 1. Data primer dan sekunder
Variabel Aspek-aspek 
Data primer Profil responden, faktor kecelakaan, keterkaitan perengkat kereta terhadap kecelakaan kereta listrik jabodetabek.
Data sekunder Jenis kecelakaan kereta listrik, dampak dan jumlah korban

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
        Pada data primer, kuisioner disebarkan kepada 152 responden secara acak yang merupakan pengguna kereta listrik. Tabel 1 Mendeskripsikan prosentase kumulatif data kuisioner untuk aspek profil dari responden, aspek faktor kecelakaan dan aspek keterkaitan perangkat kereta terhadap kecelakaan.
        Aspek profil responden terdapat 50% laki-laki dan 50% perempuan. Dari profil tersebut dibagi menjadi tiga status yaitu 25% pelajar dari SMP/SLTP dan SMA/SMK, 27% mahasiswa aktif dari universitas negeri dan swasta dan 48% karyawan pegawai maupun yang lainnya. Aspek faktor kecelakaan, responden menganggap 29%  akibat dari kelalaian petugas, 18% dari kondisi kereta yang bermasalah dan 53% dari kurangnya komunikasi antar petugas. Aspek keterkaitan perangkat kereta terhadap kecelakaan responden menganggap ada pengaruh  sebanyak 75%, 4% tidak berpengaruh, dan 21% dari responden tidak mengetahui.

                                Tabel 2.Deskripsi prosentase komulatif kuisioner
A.Profil responden Jenis Kelamin                    Status 
 Laki-laki (%) Perempuan  (%) Pelajar(%) Mahasiswa (%) Karyawan(%)
Jumlah 50 50 25 27 48
B. Faktor    kecelakaan  Pelajar (%) Mahasiswa (%) Karyawan (%)   Jumlah(%)
Kelalaian petugas  6 8 15 29
Kereta bermasalah  5 3 10 18
Komunikasi kurang antar petugas  13 16 24 53
C.Keterkaitan perangkat kereta terhadap kecelakaan  Pelajar(%) Mahasiswa (%) Karyawan (%) Jumlah(%)
Ya  14 23 38 75
Tidak  0 1 3 4
Tidak tahu  11 3 7 21
                                            Sumber : data diolah 2011.

        Data sekunder diambil untuk mengetahui berapa jumlah dari aspek jenis kecelakaan dan data korban yang mengalami kecelakaan pada kereta pada tahun 2004 – 2010. Tabel 2  berasal dari data sekunder yang memuat aspek jenis kecelakaan beserta jumlah dan presentase kecelakaan yang dialami oleh kereta selama tujuh tahun dan di kelompokan dalam empat aspek jenis kecelakaan yaitu tabrakan KA dengan KA, tabrakan KA dengan kendaraan umum, anjlog dan terguling. Dari data sekunder tersebut didapat 4% tabrakan KA dengan KA, 16% tabrakan KA dengan kendaraan umum 58% anjlognya kereta dan 22% kereta terguling.
                                              Tabel3. Jenis kecelakaan
Jenis kecelakaan     Tahun    
 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 jumlah  %
Tabrakan KA vs KA 7 10 5 3 3 5 3 36 4
Tabrakan KA vs Kendaraan umun 30 15 24 20 21 21 8 139 16
Anjlog 91 66 68 110 99 41 25 500 58
Terguling 91 66 5 7 8 7 4 188 22
Jumlah kasus 219 157 102 140 131 74 40 863 100
                                                          Sumber (1)

        Tabel 4 berasal dari data sekunder yang diteliti selama tujuh tahun dengan meyajikan aspek jumlah korban dan presentase data korban  beserta akibat yang terjadi karena kecelakaan kereta, yang terbagi menjadi tiga dampak seperti 22% korban yang meninggal, 40% penumpang mengalami luka berat dan 38% mengalami luka ringan. 
  
                                                  Tabel 4. Data korban

Korban    Tahun     
 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah %
Meninggal 85 36 50 34 45 57 60 367 22
Luka Berat 78 85 76 128 78 122 87 654 40
Luka Ringan 29 111 52 164 73 76 102 607 38
Jumlah 192 232 178 326 196 255 249 1628 100
                                                            Sumber (1)


Pengolahan Data

        Data di dapat dari dua metode, pengumpulan data primer yang diolah dengan cara menghitung prosentase jawaban atas kuisioner dan pengambilan data sekunder yang terdapat pada tabel 2 dan tabel 3. Pada data primer diolah dalam tiga aspek yaitu aspek profil responden, faktor kecelakaan dan keterkaitan perangkat kereta terhadap kecelakaan dan data sekunder menyajikan dua aspek yaitu aspek jenis kecelakaan, dan jumlah korban selama tujuh tahun dimulai dari 2004-2010. Dari aspek tersebut akan dibahas sebagai berikut :

a.  Aspek Profil Responden : dari total responden sebanyak 152 terdapat jenis kelamin, 50% adalah laki-laki dan 50% merupakan responden perempuan. Responden terbagi menjadi tiga status yaitu 25% pelajar, 27% responden mahasiswa, dan 48% adalah karyawan.

b. Aspek Faktor kecelakaan : Dari total responden, menganggap bahwa 53% berasal dari kurangnya komunikasi antar petugas sehingga menyebabkan kecelakaan. Dari total 53%, 24% responden karyawan, 16% dari mahasiswa dan 13% dari responden pelajar.yang kedua adalah menganggap kelalaian petugas dalam menjalankan perintah yang sudah ditetapkan sehingga responden memilih jawaban tersebut hingga 29% yang terdiri dari 15% responden karyawan, 8% mahasiswa, dan responden pelajar 6%. Tidak hanya dari kesalahan manusia, tetapi kesalahan dari kereta beserta perangkatnya pun mendapatkan 18% yang menganggap bisa menyebabkan kecelakaan kereta. 10% karyawan, 5% responden pelajar, serta 3% mahasiswa. Dari faktor tersebut, disampaikan pengamat perkeretaapian, Moch S Hendrowiyono. ”Masinis salah karena melanggar sinyal dan kemudian menabrak kereta yang berhenti. Namun, apakah deadman pedal yang ada di lokomotif berfungsi,” katanya. Dalam lokomotif, ada deadman pedal, sebuah pedal yang diinjak dan diangkat secara bergantian oleh masinis. ”Jika proses injak-angkat tak dilakukan karena masinis mengantuk atau tertidur, alarm akan berbunyi dan lokomotif akan berhenti. Apakah sistem itu berfungsi atau tidak menjadi tanggung jawab pengelola,” kata Hendrowiyono yang mengaku banyak bertanya kepada koleganya di lapangan untuk mengetahui tabrakan itu.(3)


c. Aspek Keterkaitan Perangkat Kereta Terhadap Kecelakaan : Sebesar 75% menganggap iya pada perangkat kereta yang bermasalah akan menimbulkan kecelakaan kereta seperti pada aspek jenis  kecelakaan yaitu anjlog dan tergulingnya kereta. 38% responden karyawan menyatakan iya, 23% responden mahasiswa dan 14% responden pelajar juga menganggap bisa berpengaruh. Sebanyak 21% responden tidak mengetahui apakah perangkat kereta bisa berpengaruh pada kecelakaan atau tidak berpengaruh. 11% pelajar yang tidak tahu akan penyebab itu, 7% responden karyawan,dan 3% adalah responden mahasiswa. Sedangkan ada responden yang menganggap tidak terkait dengan perangkat kereta sebagai salah satu penyebab kecelakaan kereta sebanyak 4% yang terdiri dari 1% dari responden mahasiswa, dan 3% dari responden karyawan. responden pelajar menganggap perangkat kereta berpengaruh terhadap kecelakaan sehingga 0% yang menganggap tidak. 

d. Aspek Jenis Kecelakaan : dari data sekunder yang ada, selama tujuh tahun ini masih banyak terjadi kecelakaan kereta yang disebabkan anjlognya perangkat kereta sebesar 58%, dari tahun 2004:  91 kasus,2005: 66 kasus,2006: 68 kasus, 2007: 110 kasus,2008: 99 kasus ,2009: 41 kasus,dan 2010: 25 kasus. Sering terjadi diakibatkan baut dan besi untuk jalur yang mudah dicuri oleh manusia. Tergulingnya kereta pun menyebabkan 22% dari kecelakaan kereta dari tahun 2004:  91 kasus,2005: 66 kasus,2006: 5 kasus, 2007: 7 kasus,2008: 8 kasus ,2009: 7 kasus,dan 2010: 4 kasus. Hal ini pun masih berkaitan dengan aspek yang diatas, dikarenakan perangkat yang tidak lengkap hinnga kereta bisa terguling.kecelakaan berikutnya yaitu, tabrakan KA dengan kendaraan umum disebabkan tidak tertibnya pengguna jalan yang ingin menyebrang rel kereta sehingga mengakibatkan 16% dari kecelakaan yang ada dari tahun 2004:  30 kasus,2005: 15 kasus,2006: 24 kasus, 2007: 20 kasus,2008: 21 kasus ,2009: 21 kasus,dan 2010: 8 kasus. Tabrakan KA dengan KA sebanyak 4% meskipun porsentase terkecil aspek ini juga menyebabkan kecelakaan yang disebabkan dari petugas kereta, dari tahun 2004:  7 kasus,2005: 10 kasus,2006: 5 kasus, 2007: 3 kasus,2008: 3 kasus ,2009: 5 kasus,dan 2010: 3 kasus. Kasus tersebut pernah terjadi kecelakaan kereta listrik di daerah Bubulak Bogor, 4 agustus 2009. Kereta listrik ekonomi yang mogok ditabrak dari belakang oleh kereta ekspress. 66 orang dibawa ke rumah sakit karena kecelakaan ini, dan hanya ada satu korban jiwa, assisten masinis kereta ekspres yang berada di kepala lokomotif terjepit akibat benturan itu. setelah  diupayakan penyelamatan selama 4 jam lebih, sang asisten masinis akhirnya meninggal dunia. sang masinis juga dalam keadaan kritis di rumah sakit (4).

e. Aspek korban kecelakaan: dari data sekunder yang ada, selama tujuh tahun ini masih banyak terjadi kecelakaan kereta yang mengakibatkan korban berjatuhan, seperti luka berat yang mengalami prosentase tertinggi dari tujuh tahun ini sebanyak 40% dari tahun 2004:  78 jiwa,2005: 85 jiwa,2006: 76 jiwa, 2007: 128 jiwa,2008: 78 jiwa ,2009: 122 jiwa,dan 2010: 87 jiwa. Selain itu, luka ringan yang diakibatkan kecelakaan mencapai 38% dari tahun 2004:  29 jiwa,2005: 111 jiwa,2006: 52 jiwa, 2007: 164 jiwa,2008: 73 jiwa ,2009: 76 jiwa,dan 2010: 102 jiwa.akibat kecelakaan kereta pun memakan korban hingga meninggal sebanyak 22% dari tahun 2004:   85 jiwa,2005: 36 jiwa,2006: 50 jiwa, 2007: 34 jiwa,2008: 45 jiwa ,2009: 57 jiwa,dan 2010: 60 jiwa.



                                        Tabel5. Ringkasan hasil analisis
Profil responden Jumlah (%)
Karyawan 48
Mahasiswa  27
Pelajar 25
Faktor kecelakaan 
Komunikasi kurang antar petugas 53
Kelalaian petugas 29
Kereta bermasalah 18
Keterkaitan perangkat kereta terhadap kecelakaan 
Ya  75
Tidak tahu 21
Tidak 4
Jenis kecelakaan  
Anjlog 58
Terguling 22
Tabrakan KA vs Kendaraan umum 16
Tabrakan KA vs KA 4
Korban 
Luka berat 40
Luka ringan 38
Meninggal  22

KESIMPULAN

 Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 

        Dari anggapan para responden, faktor yang menyebabkan kecelakaan kereta listrik jabodetabek yang terbesar adalah kurangnya komunikasi antar petugas kemudian diikuti dengan kelalaian dari petugas yang sedang bertugas dan kondisi kereta bermasalah. Sebagian besar responden menyetujui terhadap pernyataan bahwa perangkat kereta yang terkait dengan terjadinya kecelakaan, terutama hilangnya baut pada rel dan rel yang rusak.  Faktor penyebab jenis kecelakaan yang paling banyak terjadi adalah akibat kereta anjlog. Selain itu dari segi petugas juga menyebabkan tabrakan KA vs Kendaraan umum.
        Saran dalam penelitian ini antara lain adalah memperbaiki perangkat pada kereta agar meminimisasi jenis kecelakaan, meningkatkan profesionalisme dan kedisiplinan petugas. 


DAFTAR PUSTAKA 

(1) http://perkeretaapian.dephub.go.id
(2) Engel,James F, Roger D Blackwell dan Paul W Miniard, Perilaku Konsumen Jilid 2, Jakarta : Bina Aksara, 1998.
(3) http://juliussumant.wordpress.com/2010/10/03/kecelakaan-kereta-diduga-akibat-kelalaian/
(4) http://saptawan.multiply.com/journal/item/56/kecelakaan_kereta_api_bogor



LAMPIRAN

Quisioner
PKMAI (Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah)
Jenis Kelamin : L / P
Status : Pelajar / Mahasiswa / Karyawan / ……………………
1. Menurut anda, Apakah penyebab terjadinya kecelakaan pada kereta?
a. Kelalaian petugas
b. Kereta bermasalah
c. Komunikasi kurang antar petugas
2. Menurut anda, apakah kondisi rel kereta, kereta, dan perangkat lainnya bisa menyebabkan kecelakaan kereta?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
Rangkuman Hasil Quesioner :
Jenis kelamin :
     Laki-laki  : 76 responden
     Perempuan : 76 responden


Pertanyaan No 1 :
     Pelajar : 
a. 10 reponden
b. 8 reponden
c. 20 reponden
     Karyawan :
a. 35 reponden
b. 2 reponden
c. 4 reponden
Pertanyaan No 2 :
     Pelajar :
a. 22 reponden
b. 0 reponden
c. 16 reponden
     Karyawan :
a. 23 reponden
b. 15 reponden
c. 35 reponden

Tidak ada komentar:

Posting Komentar